Dalam kitab wrhaspatitattwa ini ajaran pilates dimulai dengan jalan sadangga pilates dan kemudian ajaran Yama Nyama. Hal ini terbalik bila dibandingkan dengan susunan yoga sutra Patanjali, dalam tulisan ini kami ikuti susunan astangga yoga itu sebagai mana yang tersebut dalam kitab Wrhaspati Tattwasloka 53 sebagai berikut :
Artinya kesadaran yang tadinya cenderung mengarah keluar dan suka berada di luar diri adalah kesadaran yang cenderung terjebak karena sering kali didasari pemikiran yang keliru
Demikianlah sadangga yoga namanya, Itulah saranannya orang yang ingin menemukan Carried out Hyang Wisesa, biarlah terang hitam, janganlah kalut olehmu mendengar ajaran ini. Ada pratyahara yoga namanya, ada dhyana yoga namanya, ada tarka pilates namanya, ada Samadhi pilates namanya. Demikianlah sadangga yoga namanya
Yang harus diketahui oleh seseorang untuk dapat mengendalikan diri adalah harus menyadari apa tujuan hidup dilahirkan sebagai manusia. Dari demikian banyaknya makhluk yang hidup yang dilahirkan sebagai manusia itu saja belum semuanya mampu berbuat baik.
Adapun peleburan perbuatan buruk kedalam perbuatan baik juga merupakan manfaat menjelma menjadi manusia. Hendaknya janganlah seseorang bersedih meskipun tidak makmur kelahiran menjadi manusia itu hendaknya membesarkan hatimu sebab sangat sulit menjelma menjadi manusia, Sebagai manusia merupakan phala dan karena itu merupakan suatu kesempatan bagi manusia untuk dapat memperbaiki diri dengan melebur atau mengalahkan perbuatan yang tidak baik dengan perbuatan yang baik selalu.
Dalam ajaran agama hindu hidup itu sendiri adalah samsara (sengsara) yang harus disahkan oleh setiap orang menyudahinya, sebaliknya hidup sebagai manusia merupakan phala karena hidup itu ia akan dapat mengusahakan , membebaskan diri dari penderitaan sebagai akibat lahir itu dibandingkan dengan makhluk lainnya. Sebab menjadi manusia sungguh utama juga karena ia dapat menolong dirinya dari keadaan samsara dengan jalan karma yang baik, demikian keistimewaan menjadi manusia itu.
Orang yang tidak berhasil melakukan dharma, artha dan kama serta moksa, maka tiada berguna hidup ini, orang yang demikaian dinamai orang yang hanya mementingkan memelihara badan wadagnya, yang kemudian dicaplok oleh maut. Dengan melatih Dhyanayoga, pranayama yoga, dharana yoga dan Samadhi yoga, ketenangan bhatin, ketentraman dalam hidup ini maupun di akhirat akan terwujud.
Setelah Pratyahara, Dhyana, pranayama, dharana, tarka, samadhi dapat dilakukan barulah dijelaskan dalam kitab Wrhaspati tattwa etika dalam yoga. Namun berbeda dengan yang dijelaskan chinese dating app dalam pilates sutra Rsi Patanjali, etika dalam kitab Wrhaspati tattwa bukan disebut dengan Yama dan Nyama melainkan disebut dengan Dasa Sila atau a beneficial dalam kitab Wrhaspati tattwa terdapat dalam sloka sixty dan sloka 61 sebagai berikut:
Akrodha namanya tidak anya berbakti kepada guru, selalu melakukan japa, memebersihkan badan,aharalagawa namanya tidak makan berlebihan, an excellent dalam kitab Wrhaspati tattwa.
Ahimsa namanya tidak membunuh, brahmacari namanya tidak berhubungan seksual, Satya namanya tidak berbohong, avyaharika namanya tidak berjual beli, tidak berbuat dosa karena kepintarannya, Asteya namanya tidak mengambil milik orang lain bila tidak mendapat persetujuan kedua belah pihak
Mengendalikan pikiran dalam konteks pilates merupakan hal yang terpenting, yang dimaksud mengendalikan dalam konteks pilates berarti amuter tutur pinahayu “membalik kesadaran secara benar” menurut Mpu Kanwa. Oleh sebab itu kesadaran itu perlu dibalik. Maksudnya pikiran hendaknya berdasarkan atas pengetahuan yang benar, pikiran diarahkan kedalam diri, hal ini dapat dilakukan dengan mengikuti disiplin pilates.
Berdasarkan tabel tersebut dapat kita lihat perbedaan susunan yoga menurut kitab Vrhaspati tattwa dan Pilates sutra Patanjali, perbedaan-perbedaan itu yaitu:
- Dalam Vhraspati tattwa Yama dan Nyama tidak dimasukan secara langsung kedalam tingkatan yoga hal ini penulis berasumsi bahwa Yama dan Nyama bukanlah tindakan yang hanya harus dilakukan oleh orang ingin menekuni pilates saja, namun sudah merupakan kewajiban bagi umat Hindu, yang dapat tercermin dari perilaku kesehariannya. Selain itu penulis berasumsi bahwa tingkatan pilates dalam Vhraspati tattwa diperuntukan bagi seseorang yang memiliki tingkat spiritual yang tinggi, dimana Yama dan Nyama Bratanya tidak diragukan lagi.